TUGAS EKOLOGI KESEHATAN
Disusun Oleh:
Debora
Marta Siahaan 25010112120092
Nofi
Anggraeni 25010112120093
Anissatul
Khafidzoh 25010112120094
Dian
Febrina Hutahuruk 25010112120095
Mega
Nur Cahyaningsih 25010112120096
Devi
Sarah Silaban 25010112120097
Kusuma
Handayani 25010112130098
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
1. Habitat
Habitat adalah tempat suatu makhluk hidup tinggal dan berkembang
biak. Menurut Clements dan Shelford
(1939), habitat adalah lingkungan fisik yang ada di sekitar suatu spesies, atau
populasi spesies, atau kelompok spesies, atau komunitas.Dalam ilmu ekologi,
bila pada suatu tempat yang sama hidup berbagai kelompok spesies (mereka
berbagi habitat yang sama) maka habitat tersebut disebut sebagai biotop.
Contohnya adalah
binatang laut seperti ikan paus, ikan hiu habitatnya adalah air laut. Hutan
adalah habitat bagi tumbuhan atau hewan yang tinggal di hutan seperti pohon
pinus, singa, harimau.
2. Niche ecology
Relung (niche) dalam ekologi merujuk pada posisi unik yang ditempati
oleh suatu spesies tertentu berdasarkan rentang fisik yang ditempati dan
peranan yang dilakukan di dalam komunitasnya. Konsep ini menjelaskan suatu cara
yang tepat dari suatu organisme untuk menyelaraskan diri dengan lingkungannya.
Relung/ niche menentukan bagaimana
spesies memberi tanggapan terhadap ketersediaan sumberdaya hidup dan keberadaan
pesaing dan pemangsa dalam suatu ekosistem.
Contohnya adalah dalm sebuah kolam yang agak luas terdapat 3 spesies
katak, yaitu katak hijau, bullfrog dan bangkong. Si katak hijau pemakan nyamuk
saja, si bangkong pemakan nyamuk, capung dan laba2, sedangkan si bullfrog
memakan nyamuk, capung, laba2, ikan dan tikus.
Sifat interaksi
antara si katak hijau, katak bangkong dan katak bullfrog, itu tergantung dari
tiga hal yaitu :
1. Daerah/ruang sumber penunjang
kehidupan (yang disebut niche breadth)
2. Penggunaan sumber penunjang yang
sama (yang disebut niche overlap)
3. jumlah penunjang yang tersedia bagi
populasi
Dalam hal ini
niche atau relung merupakan profesi organisme dalam habitatnya, misalnya :
• dalam mencari nutrisi atau energi
• kecepatan metabolisme
• pertumbuhannya
• reproduksinya
• pengaruhnya pada organisme lain
• peranannya dalam mempengaruhi ekosisitem
3. Individu
Individu berasal dari bahasa latin yaitu in (tidak) dan dividuus
(dapat dibagi) jadi individu merupakan bagian organisasi kehidupan yang tidak dapat dibagi lagi.
Contohnya adalah
padi, manusia, harimau, ikan lele dan lain-lainnnya.
4.
Populasi
Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang
menempati suatu daerah tertentu.
Contoh:
Di sebuah kolam,
ada ikan, teratai, dll.
Di hutan hidup,
ada harimau, kijang, dll.
5.
Komunitas
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu
waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama
lain.Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila
dibandingkan denganindividu dan populasi.
Contoh:
Populasi ikan,
populasi ganggang dan populasi hewan di sekitarnya membentuk komunitas terumbu
karang.
6.
Ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan
timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Contoh:
Daratan: hutan
tropis, hutan konifer, gurun pasir, savana, lahan pertanian.
Perairan
(akuatik): danau, sungai, laut.
Peralihan antara
daratan dan perairan: lahan basah (rawa, hutan bakau pesisir).
7. Siklus Biogeokimia
Biogeokimia dalah pertukaran atau perubahan yang terus menerus
antara komponen biosfer yang hidup dengan yang tak hidup.
Daur biogeokimia adalah daur ulang air dan unsur-unsur kimia yang
melibatkan makhluk hidup dan batu-batuan.
Fungsi daur ini adalah sebagai siklus materi yang mengembalikan
semua unsur-unsur kimia yang telah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik
komponen biotik maupun komponen abiotik, sehingga kelangsungan hidup dibumi
dapat terjaga.
a.
Siklus Biogeokimia Karbon (C)
Siklus biogeokimia atau siklus organikanorganik adalah siklus unsur
atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen-komponen abiotik ke biotik dan
kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya
melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan
abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia.
Siklus biogeokimia
secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
• Siklus pertama
: siklus gas (gaseous cycle) yang prosesnya pada umumnya dimaksudkan berada
dalam media atmosfer (troposfer)
• Siklus kedua :
siklus biologi yang umumnya ditimbulkan oleh berbagai proses sintesa,
dekomposisi, sekresi dan respirasi yang umunya dilaksanakan oleh unsur-unsur
biotis hampir di permukaan tanah sebagai medianya. Sering media lingkungan
berperan sebagai habitat (biosfer)
• Siklus ketiga
: siklus biologis yang segala proses berkaitan dengannya dimaksudkan berada
dalam tanah atau air.
Beberapa proses
yang termasuk dalam silkus biogeokimia adalah radiantenergy flow, fixed
intersubstance energy flow, inorganics cycle, dan detritus food chain.
Siklus karbon adalah peredaran unsur karbon baik di dalam tanah
maupun yang ada di udara. Dalam siklus karbon melibatkan unsur-unsur lain.
Siklus karbon berkaitan dengan proses-proses dekomposisi bahan-bahan organis.
Proses dekomposisi didapatkan pada rangkaian detrius food chain dengan dibantu
oleh mikroorganisme melalui proses biologis. Proses dekomposisi yang terjadi di
dalam tanah dapat dibagi melalui dua cara, yaitu dekomposisi aerobik (respirasi
biasa) dan dekomposisi anaerobik (fermentasi).
Mekanisme siklus
Karbon adalah sebagai berikut :
·
Unsur karbon dalam berbagai
senyawa mulanya berasal dari senyawa CO2
yang berada dalam sumber udara yang boleh dikatakan tidak pernah habis.
Melalui mekanisme sistem autotrof unsur karbon dalam senyawa CO2 dilibatkan mula-mula dalam proses fotosintesa
untuk akhirnya diubah menjadi gula dimana unsur C itu terangkai dalam rumus
molekul C6H12O6 atau bahan organik lainnya.
·
Sebagai sumber makanan di dalam
tubuh autotrof setiap saat dimanfaatkan kemabali pada proses respirasi tumbuhan
dan dikeluarkan CO2 tersebut ke udara kembali. Unsur karbon yang tadinya
disintesa melalui fotosintesa pada tubuh autotrof, sebaliknya merupakan sumber
makanan selanjutnya bagi herbivora atau mungkin pada saat autotrof itu layu dan
mati berubah menjadi bagian dari detrius food chain
·
Setelah unsur karbon dari udara
mengalami proses fotosintesa maka kehadiran dalam autotrof sebenarnya ada 4
jalur di dalam peredaran unsurnya sebagai berikut :
a. Melalui
respirasi dibebbaskan dalam bentuk CO2 (disamping energi) ke udara
b. Merupakan
bahan makanan (food chain) herbivora untuk selanjutnya dilibatkan dalam proses
berikutnya nanti
c. Melalui
proses fisiologi dari autotrof mengeluarkan berbagai eksereta
d. Melalui
“aging process” autotrof nanti akan mati
Ketiga dan
keeempat akhirnya masuk dalam proses detrius food chain yang kemudian melaui
proses pembusukan dengan bantuan mikroorganisme (respirasi dan fermentasi)
antara lain akan menghasilkan CH4 dalam wujud gas.
·
Di dalam udara hasil CH4 dari
proses pembusukan detrius food chain dibebaskan kembali ke udara dan di sini
dioksidir menjadi CO2 kembali sebagai bagian dari komposisi udara. Di udara CO2
ini merupakan “deposito” untuk sewaktu-waktu dilibatkan berulang dalam proses
fotosintesa.
·
CO2 udara selai terlibat dalam
proses fotosintesa, juga larut dalam sistem air dan berdisosiasi menjadi H +
dan HCO3- atau CO3-. Kecepatan disosiasi CO2 dalam air tergantung pada pH
mediannya. Didalam tanah maupun air CO2 bergabung dengan komponen kapur menjadi
CaCO3 yang sebagian sebelum mencapai tingkat kejenuhan masih dapat berdisosiasi
kembali menjadi ion CO3- dan selebihnya akan mengendap sebagai senyawa
karbonta, senyawa karbon sebagai sedimen, tanah, fosil, minyak bumi atau batu
gunung.
·
Sebaliknya sedimen-sedimen ini
di gunung melalui erosi udara atau peristiwa pembakaran bahan-bahan minyak bumi
bisa di kembalikan lagi ke wujud asalnya sebagai CO2 dan dibebbaskan ke udara.
b.
Siklus Biogeokimia Hidrogen (H)
Siklus hidrologi adalah lingkaran peredaran air di bumi yang
mempunyai jumlah tetap dan senantiasa bergerak.
Contoh:
Luka bakar di
udara atau oksigen murni dengan biru pucat, hampir tidak terlihat nyala. Juga
dapat dilakukan untuk bereaksi dengan kebanyakan unsur, baik logam dan
nonlogam. Ketika dikombinasikan dengan logam, membentuk senyawa disebut
hidrida. Beberapa senyawa hidrogen akrab dengan nonlogam antara lain amonia (NH
3), hidrogen sulfida (H 2 S), hidrogen klorida (atau asam klorida, HCl),
hidrogen fluorida (atau fluorida asam, H 2 F 2), dan air (H 2 O).
Penggunaan
terbesar hidrogen adalah dalam produksi amonia. Amonia, pada gilirannya,
digunakan dalam produksi pupuk dan sebagai pupuk itu sendiri. Ini juga
merupakan bahan mentah untuk produksi bahan peledak. Hidrogen dalam jumlah
besar juga digunakan dalam hidrogenasi, proses yang bereaksi dengan hidrogen
cair minyak untuk mengkonversi lemak padat. Hidrogen digunakan dalam produksi
bahan kimia penting secara komersial lain juga, yang paling mencolok, hidrogen
klorida. Akhirnya, hidrogen bertindak sebagai agen pereduksi dalam berbagai proses
industri. Sebuah agen pereduksi adalah zat yang bereaksi dengan bijih logam
untuk mengubah bijih besi menjadi besi murni.
c. Siklus Biogeokimia
Oksigen ( O2 )
Tumbuhan dan binatang menghirup oksigen dari udara, yang lalu
dimanfaatkan dalam proses kehidupannya. Tentu saja oksigen itu perlu diganti
dengan yang baru, kalau tidak, kehidupan di bumi akan berhenti. Binatang
menghirup oksigen (O2) dan menghembuskan karbondioksida (CO2). Di siang hari,
pepohonan mengubah CO2 menjadi oksigen (O2) selama proses fotosintesis
berlangsung, tumbuhan melepaskan oksigen ke atmosfir melalui daun mereka.
Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia dalam sistem tabel periodik yang
mempunyai lambang O dan nomor atom Ia merupakan unsur golongan kalkogen dan
dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya menjadi
oksida). Pada Temperatur dan tekanan standar, dua atom unsur ini berikatan
menjadi dioksigen, yaitu senyawa gas diatomik dengan rumus O2 yang tidak
berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Oksigen merupakan unsur paling
melimpah ketiga di alam semesta berdasarkan massa dan unsur paling melimpah di
kerak Bumi. Gas oksigen diatomik mengisi 20,9% volume atmosfer bumi.
Siklus oksigen terkait dengan siklus karbon. Dari proses
fotosintesis tanaman, dihasilkan oksigen ke udara. Oksigen(O2) ini diperlukan
oleh organisme untuk respirasi, menghancurkan bahan organik menjadi senyawa
yang lebih sederhana (CO2). CO2 ini akan digunakan kembali untuk fotosintesis
dengan hasil samping O2 (siklus berulang). Selain itu, O2 digunakan untuk
pelapukan oksidatif dan pembakaran bahan baku fosil. Selain itu, O2 di udara
dapat berbentuk ion, atom tereksitasi ataupun ozon O3 akibat pengaruh radiasi
ultraviolet. Oksigen tereksitasi akan memancarkan cahaya tampak pada panjang
gelombang tertentu menimbulkan fenomena cahaya langit (air glow). Sementara,
ozon berfungsi sebagai pelindung bumi karena menyerap radiasi UV (Buchori dkk,
2001).
d. Siklus Biogeokimia
Nitrogen (N)
1. Daur Nitrogen
Di alam, Nitrogen terdapat dalam bentuk senyawa organik seperti
urea, protein, dan asam nukleat atau sebagai senyawa anorganik seperti ammonia,
nitrit, dan nitrat.
Tahap pertama
Daur nitrogen adalah transfer nitrogen dari atmosfir ke dalam tanah.
Selain air hujan yang membawa sejumlah nitrogen, penambahan nitrogen ke dalam
tanah terjadi melalui proses fiksasi nitrogen. Fiksasi nitrogen secara biologis
dapat dilakukan oleh bakteri Rhizobium yang bersimbiosis dengan
polong-polongan, bakteri Azotobacter dan Clostridium. Selain itu ganggang hijau
biru dalam air juga memiliki kemampuan memfiksasi nitrogen.
Tahap kedua
Nitrat yang di hasilkan oleh fiksasi biologis digunakan oleh
produsen (tumbuhan) diubah menjadi molekul protein.
Selanjutnya jika tumbuhan atau hewan mati, mahluk pengurai merombaknya
menjadi gas amoniak (NH3) dan garam ammonium yang larut dalam air (NH4+).
Proses ini disebut dengan amonifikasi. Bakteri Nitrosomonas mengubah amoniak
dan senyawa ammonium menjadi nitrat oleh Nitrobacter. Apabila oksigen dalam
tanah terbatas, nitrat dengan cepat ditransformasikan menjadi gas nitrogen atau
oksida nitrogen oleh proses yang disebut denitrifikasi.
e. Siklus Biogeokimia
Sulfur (S)
Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik. Sulfur direduksi oleh
bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida
atau hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida ini sering kali mematikan makhluk hidup
diperaian dan pada umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati.
Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4). Perpindahan sulfat terjadi
melalui proses rantai makanan, lalu semua makhluk hidup mati dan akan diuraikan
komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur
sulfur antara lain, Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan mereduksi suklfat
menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan
bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan
oksigen. Sulfur dioksida menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti
Thiobacillus.
Proses Terjadinya Sulfur
Sulfur terjadi akibat dari proses terjadinya pembakaran bahan bakar
fosil batu bara, atau terjadi akibat adanya aktifitas gunung berapi, lalu
asapnya itu akan naik ke atmosfer, atau udara sulfur oksida itu akan berada
diawan yang menjadi hidrolidid air membentuk H2SO4, awan akan mengalami
kondensasi yang akhirnya menurunkan hujan yang dikenal dengan hujan asam.
Air hujan itu akan masuk kedalam tanah yang akan diubah menjadi
Sulfat yang sangat peting untuk tumbuhan. Sulfat hanya terdapat dalam bentuk
anorganik (SO4), sulfat ini yang mampu berpindah dari bumi atau alam ketubuh
tanaman/ tumbuhan melalui penyerapan sulphate oleh akar.Sulfur akan direduksi
oleh bakteri menjadi sulfida dan berbentuk sulfur dioksida atau hidrogen
sulfida.
Dalam daur belerang, mikroorganisme yang
bertanggung jawab dalam setiap trasformasi adalah sebagai berikut :
1. H2S → S →
SO4; bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu.
2. SO4 → H2S
(reduksi sulfat anaerobik), bakteri desulfovibrio.
3. H2S → SO4
(Pengokaidasi sulfide aerobik); bakteri thiobacilli.
4. S organik →
SO4 + H2S, masing-masing mikroorganisme heterotrofik aerobik dan anaerobik.
Contoh siklus sulfur adalah terjadinya hujan asam. Hal ini terjadi apabila asam di dalam udara
larut ke dalam butir-butir air di awan. Jika kemudian turun hujan dari awan
itu, air hujannya akan bersifat asam. Dalam bahasa Inggris peristiwa ini
disebut dengan rain-out. Deposisi basah dapat pula terjadi karena hujan turun
melalui udara yang mengandung asam, sehingga asam itu larut ke bumi. Peristiwa
ini disebut wash-out.
Menurut Bambang Yulianto (1993) masalah deposisi asam terjadi di
lapisan atmosfer terendah, yaitu di troposfer. Asam yang terkandung didalam
deposisi asam ialah asam sulfat (H2SO4) dan asam nitrat (NHO3). Keduanya
merupakan asam yang sangat kuat. Asam sulfat berasal dari gas SO2 dan asam
nitrat, terutama dari gas NOx yang melalui proses fisik dan kimia di udara
membentuk keasaman. Proses yang terjadi sangatlah kompleks yang melibatkan
proses transportasi dan transformasi. Kontribusi air hujan untuk mengikat
zat-zat polutan tersebut membentuk keasaman dalam bentuk senyawa H2SO4 dan
NHO3.
Dalam konteks ini, dalam ilmu kimia, derajat keasaman diukur dengan
pH yang menunjukkan kadar ion H+ yang terdapat dalam sebuah larutan yang
dinyatakan dalam -log kadar H+. Karena pH menggunakan skala logaritma, tiap
skala berarti kelipatan 10. Misalnya, pH 3 adalah 10 kali lebih asam dari pada
pH 4 dan 100 kali asam dari pH 5. Sedangkan hujan yang normal, yaitu hujan yang
tidak tercemar, mempunyai pH sekira 5,6. Jadi, bersifat agak asam. Hal ini
disebabkan gas CO2 didalam air hujan. Asam karbonat itu bersifat asam yang
tercemar oleh asam yang kuat, pH air hujan turun dibawah 5,6. Hujan inilah yang
merupakan hujan asam.
f. Siklus Biogeokimia
Fosfor (p)
Daur Fosfor adalah proses perubahan fosfat dari fosfat anorganik
menjadi fosfat organik dan kembali menjadi fosfat anorganik secara
kesinambungan dan tanpa jeda. Fosfor adalah komponen penting pada membran sel,
asam nukleat dan tranfer energi pada respirasi sel. Fosfor juga ditemukan
sebagai komponen utama dalam pembentukan gigi dan tulang vertebrata. Di alam,
fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik dan senyawa
fosfat anorganik. Fosfat organik adalah sebutan untuk senyawa fosfat yang
terkandung dalam binatang dan tumbuhan. Sedangkan fosfat anorganik adalah
senyawa fosfat yeng terdapat pada tanah, batuan dan air.
Siklus fosfor atau daur fosfat diawali dengan pembentukan fosfat
anorganik oleh alam. Fosfor terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat (PO43-)
dan banyak terdapat pada batu-batuan. Batu-batuan yang kaya dengan fosfat yang
mengalami erosi dan pelapukan terkikis dan hanyut oleh air membentuk larutan
fosfat. Larutan fosfat kemudia diserap oleh tumbuhan dan makhluk hidup autotrof
seperti protista fotosintesis dan Cyanobacteri. Manusia dan hewan memperoleh
fosfat dari tumbuhan yang dimakannya. Jika kandungan fosfta dalam tubuh makhluk
hidup berlebihan maka fosfat akan dikeluarkan kembali kealam dalam bentuk urine
ataupun feces yang kemudian diuraikan oleh bakteri pengurai kembali menjadi
fosfat anorganik. Selain dari sisa-sisa metabolisme tubuh, fosfat juga di
peroleh dari dekomposisi makhluk hidup yang telah mati oleh bakteri pengurai.
Fosfat juga seringkali digunakan sebagai pupuk penyubur tanah.
Sumber fosfat bukan hanya berasal dari batu-batuan tapi juga dari kotoran hewan
yang disebut guano. Guano adalah nama dari sejenis kotoran burung laut yang
merupakan sumber utama fosfor dunia terutama yang kemudian diolah menjadi
pupuk.
8. Struktur Ekosistem
Suatu ekosistem pada dasarnya merupakan suatu sistem ekologi, tempat
berlangsungnya sistem pemrosesan energi dan perputaran materi oleh
komponen-komponen ekosistem dalam waktu tertentu. Struktur ekosistem adalah
suatu kajian ekosistem menguraikan hal ikhwal tentang makhluk hidup, habitat,
dan lingkungan. Struktur ekosistem terbagi menjadi 3 yaitu:
1. Komponen
abiotik terdiri dari benda-benda mati seperti air, tanah, udara, cahaya,
matahari dan sebagainya.
2. Komponen
biotik meliputi semua faktor hidup yaitu kelompok organisme produsen, konsumen
dan pengurai. Organisme anggota komponen biotik dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu: Produsen, Konsumen dan dekomposer.
a. Produsen
merupakan organisme autotrof yang mampu menghasilkan zat organik pembentuk
tubuhnya dari zat-zat anorganik seperti air, dan mineral, yang termasuk ke
dalam kelompok produsen ini adalah semua tumbuhan hijau yang dapat melakukan
proses fotosintesis dan berkemampuan untuk menghasilkan karbohidrat.
Karbohidrat merupakan zat pembentuk dasar dari berbagai zat makanan, seperti
protein dan lemak yang terbentuk sebagai hasil kombinasi dengan nutrisi lainnya
seperti nitrat, fosfor dan potasium.
Contoh produsen
dalam ekosistem : Padi, alga, lumut, dan semua tumbuhan hijau.
b. Konsumen,
yang berarti pemakai, yaitu organisme yang tidak dapat menghasilkan zat makanan
sendiri tetapi menggunakan zat makanan yang dibuat oleh organisme lain.
Organisme yang secara langsung mengambil zat makanan dari tumbuhan hijau adalah
herbivora. Oleh karena itu, herbivora sering disebut konsumen tingkat pertama.
Karnivora yang mendapatkan makanan dengan memangsa herbivora disebut konsumen
tingkat kedua. Karnivora yang memangsa konsumen tingkat kedua disebut konsumen
tingkatketiga dan seterusnya. Konsumen, merupakan organisme heterotrof yang
menggunakan zat organik yang berasal dari hasil produksai produsen, kemudian
organisme heterotrof ini yang terdiri dari kelompok hewan terdiri dari beberapa
tingkat yaitu:
1)konsumen primer
berupa hewan herbivora (hewan pemakan tumbuhan secara langsung),
2) konsumen
sekunder (kedua) berupa kelompok hewan pemakan herbivora,
3) konsumen
tersier (ketiga), berupa kelompok hewan karnivora dan pemakan karnivora
lainnya.
Kelompok
konsumen ini mengubah bahan-bahan materi organik menjadi materi penyusun
tubuhnya. Contoh konsumer dalam sebuah ekosistem : Ayam, Kambing, Harimau,
Kuda, Kucing dll.
c. Dekomposer
atau Pengurai. Dekomposer adalah komponen biotik yang berperan menguraikan
bahan organik yang berasal dari organisme yang telah mati ataupun hasil
pembuangan sisa pencernaan. Dengan adanya organisme pengurai, unsur hara dalam
tanah yang telah diserap oleh tumbuhan akan diganti kembali, yaitu berasal dari
hasil penguraian organisme pengurai. Berbagai jenis tumbuhan, hewan, dan
mikroorganisme merupakan makhluk hidup dan disebut sebagai komponen
biotik.Kelompok pengurai ini umumnya terdiri atas kelompok bekteri dan jamur.
Suatu ekosistem secara fundamental menunjukkan proses-proses sirkulasi materi,
transformasi dan akumulasi energi melalui aktivitas organisme yang melibatkan
kegiatan-kegiatan biologi seperti fotosintesis, dekomposisi, respirasi dan predasi,
dengan demikian struktur dan fungsi ekosistem mempunyai kaitan yang erat antara
satu dengan lainnya. Pengurai, berupa kelompok organisme heterotrof yang
menguraikan produsen dan konsumen yang telah mati, sehingga materi organik yang
kompleks dapat diubah menjadi materi yang lebih sederhana dan akhirnya menjadi
mineral-mineral yang dapat dimanfaatkan kembali oleh produsen. Contoh organisme
dekomposer adalah cacing tanah, bakteri pembusuk dan jamur
9. Fungsi Ekosistem
Peran dan Fungsi ekosistem
adalah melaksanakan proses fotosintesis, proses dekomposisi (penguraian
materi), dan proses alir energi dan daur biogeokimiawi. Operasionalisasi fungsi
ekosistem berlangsung secara bertahap, melalui proses penerimaan/fiksasi energi
radiasi cahaya matahari, penyusunan materi organik dari bahan-bahan anorganik
oleh produsen, pemanfaatan komponen produsen oleh komponen konsumen dan
perombakan bahan-bahan organik oleh decomposer dari makhluk hidup yang telah
mati menjadi senyawa anorganik yang lebih sederhana, yang dapat dimanfaatkan
ulang oleh produsen dan konsumen kembali. Operasionalisasi fungsi ekosistem
tersebut tidak saja melibatkan proses alir atau transfer energi, produksi,
pertumbuhan, perkembangan, dan kematian dari semua unsur-unsur makhluk hidup
yang kemudian akan mengalami dekomposisi dan daur biogeokimiawi. Dalam proses
fungsi ekosistem tersebut, juga akan berlangsung interaksi secara timbal balik
antara komponen ekosistem. Dalam hal tersebut, transfer energi dan nutrien yang
berlangsung dari produsen ke konsumen, akan terjadi pengurangan energi akibat
berpindah atau hilangnya energi ke lingkungannya. Sedangkan secara kualitatif
dan kuantitatif, jumlah nutriennya relatif tetap, tidak akan berkurang karena
aliran energi bersifat satu arah dan perpindahan nutrien cenderung berlangsung
dalam suatu daur yang berlangsung dari komponen abiotik ke komponen biotik atau
sebaliknya. Sehingga secara fungsional proses operasionalisasi ekosistem
cenderung berlangsung terus menerus secara dinamis.
10. Rantai Makanan
Pengertian
Secara etimologis, rantai makanan dapat diartikan sebagai rangkaian
yang tak terputus dari kegiatan makan-memakan. Menurut Kurniawan dkk, rantai
makanan merupakan alur dari organisme yang saling memakan (2008: 226).
Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Rantai_makanan menyebutkan bahwa
rantai makanan adalah perpindahan energi makanan dari sumber daya tumbuhan
melalui seri organisme atau melalui jenjang makan (tumbuhan - herbivora -
carnivora -omnivora).
Menurut Campbell dkk, a food chain is the sequence of food transfer
from tropic level to tropic level. Rantai makanan diartikan sebagai urutan
perpindahan makanan dari taraf trofi ke taraf trofi lainnya. Pendapat lain
mengatakan bahwa rantai makanan adalah perpindahan materi dan energi melalui
proses makan dan dimakan dengan urutan tertentu. Sedangkan menurut
Prawirohartono (2004: 124), rantai makanan adalah peristiwa memakan dan dimakan dengan urutan
dan arah tertentu. Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa rantai makanan adalah kegiatan
makan-memakan antara organisme yang di dalamnya terjadi perpindahan materi atau
energi.
Baik dalam rantai makanan maupun jaring-jaring makanan, terdapat
beberapa istilah yang harus kita kita ketahui yakni :
a.
Produsen
Merupakan
kelompok pertama dari rantai makanan yang biasanya terdiri atas tumbuh-tumbuhan
hijau, yang mengkonversi sebagian energi dari matahari (melalui fotosintesis)
melalui molekul-molekul organik yang digunakan dan disimpan dalam jaringannya.
Pada ekosistem air, produsen utamanya adalah alga, sering dalam bentuk
uniseluler yang membentuk fitoplankton.
b.
Konsumen
Merupakan
hewan-hewan yang memakan tumbuhan hijau dan juga yang memakan satu sama lain.
Konsumen primer adalah herbivora yang memakan tumbuh-tumbuhan produsen primer.
Konsumen sekunder memakan konsumen primer, dan diikuti oleh konsumen tersier,
kuartener, dan seterusnya dalam rantai makanan.
c.
Dekomposer (pengurai)
Terdiri atas
bakteri, jamur (fungi), tumbuhan atau hewan yang memakan organisme mati dan
melepaskan zat-zat organik yang dihasilkan dari organisme itu ke rantai
makanan.
Contohnya seekor
rusa yang mati di padang rumput mungkin akan digerogoti oleh spesiespesies
pemakan bangkai seperti burung bangkai dan gagak. Zat-zat yang tidak dimakan mengalami
penguraian oleh bakteri dan jamur, sehingga bagian-bagian bangkai yang tidak
dimakan oleh burung gagak, menjadi tersedia bagi organisme-organisme lain.
Mekanisme Rantai Makanan
Pada rantai makanan terdapat tingkatan/urutan organisme. Tiap
tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi. Karena
organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan (autotrof) adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama
selalu diduduki tumbuhan hijau sebagai produsen. Tingkat selanjutnya adalah
tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut
konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga,
yang terdiri atas hewan-hewan karnivora dan seterusnya sampai organisme mati
dan diurai oleh dekomposer. Hasil rombakan dari dekomposer dapat dipergunakan
kembali oleh organisme autotrof.
Berdasarkan jenis mata rantai pertamanya maka rantai makanan dapat
dibedakan atas dua yakni tipe rantai makanan perumput dan tipe makanan detritus. Dua jenis rantai
makanan ini bisa terdapat dalam satu populasi atau beberapa populasi dalam
suatu ekosistem.
a.
Rantai makanan perumput
(grazing food chain)
Adalah rantai makanan yang dimulai dari tumbuhan sebagai produsen.
Contohnya adalah gambar berikut ini:
Gambar
1. Contoh rantai makanan, tumbuhan sebagai produsen
b.
Rantai makanan detritus
(detritus food chain)
Detrivitor adalah organisme yang memakan partikel-partikel organik
atau deutritus. Merupakan hancuran jaringan hewan dan tumbuhan. Rantai makanan
detritus adalah rantai makanan yang dimulai dari detritus atau organisme
pemakan sisa.Contohnya adalah gambar berikut ini:
Gambar
2. Contoh rantai makanan detritus.
Pada gambar diatas, diketahui bahwa detritus bisa berupa hancuran
jaringan hewan atau tumbuhan. Pada gambar (a), detritus berupa sisa jaringan
hewan dimakan oleh ulat lalu tikus, ular dan burung. Namun pada akhirnya, semua
organisme tersebut dapat menjadi detritus pula.
Sedangkan pada gambar (b), detritus berupa hancuran tumbuhan dimakan
oleh kutu kayu yang selanjutnya dimakan oleh burung.
11. Jaring-Jaring Makanan
Pengertian
Pada uraian sebelumnya tentang rantai makanan, dijelaskan bahwa
setiap organisme seakan-akan hanya memakan atau dimakan oleh satu organisme
lain saja. Hal yang sebenarnya terjadi adalah dalam suatu ekosistem tidaklah
demikian. Tiap organisme mungkin memakan atau dimakan lebih dari satu organisme
dalam satu rantai makanan yang sama atau makan dari rantai makanan lain. Ini
biasanya terjadi pada hewan karnivora taraf trofi tinggi.
Dalam ekosistem rantai makanan–rantai makanan itu saling berkaitan.
Kebanyakan sejenis hewan memakan beragam, dan makhluk tersebut pada gilirannya
juga menyediakan makanan untuk berbagai makhluk yang memakannya, maka terjadi
yang dinamakan jaring – jaring makanan(food web). Jaring- jaring makanan
merupakan rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain
sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan
terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan atau dimakan oleh
satu jenis makhluk hidup lainnya.
Menurut Prawirohartono (2004: 126), dalam ekosistem terdapat banyak
rantai makanan yang saling bertautan sehingga membentuk suatu jaring-jaring
makanan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa jaring-jaring makanan adalah sekumpulan
rantai makanan yang saling berhubungaan.
Menurut Kurniawan dkk, jaring-jaring makanan adalah bentukan dari
banyak rantai makanan yang saling berhubungan (2008: 226). Ekosistem yang
terdiri atas banyak rantai makanan akan membentuk jaring-jaring makanan.
Berdasarkan beberapa penjelasan dan pengertian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa jaring-jaring makanan adalah kumpulan antara berbagai rantai
makanan yang saling berhubungan dalam suatu ekosistem
. Mekanisme
Jaring-Jaring Makanan
Untuk menjelaskan tentang mekanisme
jaring-jaring makanan dalam suatu ekosistem dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar
3. Contoh jaring-jaring makanan
Pada
jaring-jaring makanan tersebut terdapat beberapa rantai makanan di antaranya
adalah sebagai berikut
• Padi → tikus → elang → pengurai
• Padi → tikus → musang → elang →
pengurai
• Padi → burung → musang → elang →
pengurai
• Padi → burung → elang → pengurai
Pada gambar terlihat bahwa semua aktivitas makan memakan diakhiri
oleh pengurai. Hal ini menunjukkan peran bakteri pengurai dalam ekosistem
sangatlah penting yang berfungsi menguraikan dan menghancurkan zat penyusun
tubuh menjadi hara yang selanjutnya zat hara ini kembali ke tanah. Dengan
demikian pengurai merupakan penghubung antara konsumen dan produsen. Dengan
adanya pengurai, akan menjamin ketersediaan zat hara sehingga kebutuhan
tumbuhan akan zat hara tetap terpenuhi.
Apabila tumbuhan hidup subur, berarti tumbuhan tersebut menjamin
ketersediaan makanan bagi herbivora. Meningkatnya herbivora menjamin ketersediaan
makanan bagi karnivora. Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa antara
komponen dalam ekosistem yang satu dengan lainnya senantiasa berinteraksi dan
terjadi kesalingtergantungan.
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa :
• Rantai makanan
adalah kegiatan makan-memakan antara organisme yang di dalamnya terjadi
perpindahan materi atau energi
• Berdasarkan
jenis mata rantai pertamanya, rantai makanan dibedakan atas dua tipe yaitu rantai makanan perumput dan
rantai makanan detritus.
• Jaring-jaring
makanan adalah kumpulan antara berbagai rantai makanan yang saling berhubungan
dalam suatu ekosistem.
• Dalam suatu
ekosistem terjadi interaksi dan kesalingtergantungan antar organisme guna
kelangsungan hidupnya.
12. Daya Dukung Lingkungan
Daya Dukung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk
mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Pengertian (Konsep) dan Ruang Lingkup Daya Dukung Lingkungan Menurut
UU no 23/ 1997, daya dukung lingkunganhidup adalah kemampuan lingkungan hidup
untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain. Menurut
Soemarwoto (2001), daya dukung lingkungan pada hakekatnya adalah daya dukung
lingkungan alamiah, yaitu berdasarkan biomas tumbuhan dan hewan yang dapat
dikumpulkan dan ditangkap per satuan luas dan waktu di daerah itu. Menurut
Khanna (1999), daya dukung lingkungan hidup terbagi menjadi 2 (dua) komponen,
yaitu kapasitas penyediaan (supportive capacity) dan kapasitas tampung limbah
(assimilative capacity).
Oleh karena itu setiap makhluk yang hidup yang ada bertugas untuk
menjaga keberadaan makhluk hidup lainnya sebaik mungkin agar terjadi hubungan
yang baik yang terjalin antara satu makhluk dengan makhluk yang lain sehinnga menjaga daya
dukung antara masing lingkungan dan makhluk hidup.
Definisi Daya
Dukung Lingkungan/ Carrying Capacity :
·
Jumlah organisme atau spesies
khusus secara maksimum dan seimbang yang dapat didukung oleh suatulingkungan.
·
Jumlah penduduk maksimum yang
dapat didukung oleh suatu lingkungan tanpa merusak lingkungan tersebut.
·
Jumlah makhluk hidup yang dapat
bertahan pada suatu lingkungan dalam periode jangka panjang tampa membahayakan
lingkungan tersebut.
·
Jumlah populasi maksimum dari
organisme khusus yang dapat didukung oleh suatu lingkungan tanpa
merusaklingkungan tersebut.
·
Rata-rata kepadatan suatu
populasi atau ukuran populasi dari suatu kelompok manusia dibawah angka yang
diperkirakan akan meningkat, dan diatas angka yang diperkirakan untuk menurun
disebabkan oleh kekurangan sumber daya. Kapasitas pembawa akan berbeda untuk
tiap kelompok manusia dalam sebuah lingkungan tempat tinggal, disebabkan oleh
jenis makanan, tempat tinggal, dan kondisi sosial dari masing-masing lingkungan
tempat tinggal tersebut.
Daya dukung
lingkungan
Ketersediaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dasar, dan
tersedianya cukup ruang untuhidup pada tingkat kestabilan sosial tertentu
disebutdaya dukung lingkungan.
Singkatnya, daya dukunlingkungan ialah kemampuan lingkungan untuk
mendukung perikehidupan semua makhluk hidup. Di bumi ini, penyebaran sumber
daya alam tidak merata letaknya. Ada bagianbagian bumi yang sangatakan mineral,
ada pula yang tidak. Ada yang baik untuk pertanian ada pula yang tidak. Oleh
karena itupemanfaatannya dapat berkesinambungan, maka tindakan eksploitasi
sumber daya alam harus disertaidengan tindakan perlindungan. Pemeliharaan dan
pengembangan lingkungan hidup harus dilakukan decara yang rasional antara lain
sebagai berikut :
1. Memanfaatkan
sumber daya alam yang dapat diperbaharui denganhati-hati dan efisien, misalnya:
air, tanah, dan udara.
2. Menggunakan
bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran).
3. Mengembangkan
metoda menambang dan memproses yang efisien,serta pendaurulangan (recycling).
4. Melaksanakan etika
lingkungan berdasarkan falsafah hidup secara damai dengan alam.
Lingkungan secara alami memiliki
kemampuan untuk memulihkan keadaannya, Pemulihan keadaan ini merupakan suatu
prinsip bahwa sesungguhnya lingkungan itu senantiasa arif menjaga keseimbangannya.
Sepanjang belum ada gangguan “paksa” maka apapun yang terjadi,
lingkungan itu sendiri tetap bereaksi secara seimbang” Perlu ditetapkan daya
dukung lingkungan untuk mengetahui kemampuan lingkungan menetralisasi parameter
pencemar dalam rangka pemulihan kondisi lingkungan seperti semula.
Apabila bahan pencemar berakumulasi terus menerus dalam suatu
lingkungan, sehingga lingkungan tidak punya kemampuan alami untuk
menetralisasinya yang mengakibatkan perubahan kualitas. Pokok permasalahannya
adalah sejauh mana perubahan ini diperkenankan.
Tanaman tertentu menjadi rusak dengan adanya asap dari suatu pabrik,
tapi tidak untuk sebahagian tanaman lainnya.contoh : dengan buangan air pada
suatu sungai mengakibatkan peternakan ikan mas tidak baik pertumbuhannya, tapi
cukup baik untuk ikan lele dan ikan gabus.
Berarti daya dukung lingkungan untuk kondisi kehidupan ikan emas
berbeda dengan daya dukung lingkungan untuk kondisi kehidupan ikan lelelgabus,
Kenapa demikian, tidak lain karena parameter yang terdapat dalam air tidak
dapat dinetralisasi lingkungan untuk kehidupan ikan emas.
Ada saatnya makhluk tertentu dalam lingkungan punya kemampuan yang
luar biasa beradaptasi dengan lingkungan lain, tapi ada kalanya menjadi pasif
terhadap faktor luar. Jadi faktor daya dukung tergantung pada parameter
pencemar dan makhluk yang ada dalam lingkungan.
Salah satu faktor yang berpengaruh besar dan juga sangat dipengaruhi
oleh pembangunan adalah faktor sumber daya alam dan daya dukung lingkungan.
Sumber daya alam dan daya dukung lingkungan ini salah satunya adalah
lingkungan,fisik yang merupakan tempat dilaksanakannya pembangunan.
Dari kenyataan tersebut diperlukan adanya keserasian antara
pembangunan yang dilakukan dengan daya dukung fisik. Untuk mencapai keserasian
tersebut, hal yang perlu dilakukan adalah mengetahui kemampuan daya dukung
lingkungan fisik. Dengan diketahuinya daya dukung lingkungan fisik, maka dapat
ditentukan juga kegiatan pembangunan yang sesuai dengan daya dukung tadi.
Dalam penentuan kesesuaian lahan ini dilakukan delineasi wilayah
menjadi kawasan lindung dan budi daya. Selanjutnya untuk kawasan budi daya
difokuskan pada kesesuaian lahan untuk pertanian, hal ini didasari oleh peranan
sektor pertanian yang masih dominan dan sesuai dengan arahan pengembangan Kabupaten
DT II Ciamis yang secara umum difokuskan pada sektor pertanian. Faktor faktor
penentunya ditekankan pada aspek fisik dasar yang meliputi kemiringan,
ketinggian, jenis tanah, curah hujan dan tekstur tanah.
Dari hasil analisis kesesuaian lahan untuk kawasan lindung terutama
hutan lindung lebih terkonsentrasi di wilayah utara dan tengah. Untuk kawasan
budi daya, dari hasil analisis kesesuian lahan gabungan terdapat enam
kombinasi. Kombinasi ini secara umum merupakan kesesuaian lahan untuk beberapa
kegiatan dalarn suatu kawasan.
Dari hasil analisis kesesuaian lahan gabungan dengan penggunaan
lahan saat ini, penggunaan lahan yang telah sesuai dengan daya dukungnya
sekitar 50%. Sedangkan dari pertampalan dengan Arahan Pemanfaatan Ruang dalam
RUTRD terjadi perbedaan seperti kawasan lindung hasil analisis yang dijadikan
kawasan budi daya dan sebaliknya.
Rekomendasi studi yang diajukan antara lain adalah pengembangan lahan secara ekstensif
untuk pertanian lahan basah yaitu sawah rigasi dan lahan keying terutama
perkebunan. Hal lain adalah perlunya evaluasi terhadap RUTRD yang didasari
perkembangan daya dukung lingkungan dan adanya beberapa ketidaksesuaian
peruntukan lahan dengan daya dukung lingkungan.
Deskripsi
Alternatif
Daya tampung
lingkungan hidup
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelang-sungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain;
Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan
fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan,
pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan
hidup
Pembangunan Berkelanjutan yang Berwa-wasan Lingkungan Hidup adalah
upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber
daya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan
mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.
Ekosistem adalah tatanan unsure lingkungan hidup yang merupakan
kesatuan utuk menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan,
stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.
Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup adalah rangkaian untuk
memelihara kelang-sungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
Daya Dukung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk
mendu-kung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Pelestarian Daya Dukung Lingkungan Hidup adalah rangkaian upaya
untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup terhadap tekanan perubahan dan/atau
dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung
perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain.
Daya Tampung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk
menyerap zat, energi, dan atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke
dalamnya.
Pelestarian Daya Tampung Lingkungan Hidup adalah rangkaian upaya
untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi,
dan/atau komponen lain yang dibuang ke dalamnya.
Sumber Daya adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber
daya manusia, sumber daya alam, baik hayati maupun non hayati, dan sumber daya
buatan.
Baku Mutu Lingkungan Hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk
hidup, zat, energi, atau komponen yang ada dan/atau unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsure
lingkungan hidup.
Pencemaran Lingkungan Hidup adalah masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup
oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan ling-kungan hidup tidak bisa berfungsi lkagi dalam menunjang
pembangunan berkelanjutan.
Dampak Lingkungan Hidup adalah pengaruh perubahan pada lingkungan
hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup adalah kajian mengenai
dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
13. Resilen atau daya
lenting lingkungan
Daya Lenting (Resilience) adalah suatu sistem untuk kembali lagi ke
kondisi awal/semula setelah mengalami gangguan baik itu dengan cara bertahan
ataupun beradaptasi dengan perubahan. Di dalam suatu ekosistem dimana pada
kasus ini adalah Ekosistem Terumbu Karang membutuhkan suatu sistem yang
dinamakan sistem daya lenting yang dapat membuat ekosistem tersebut ketika
mendapat gangguan dari luar yang menyebabkan kesehatannya terganggu dapat
bertahan dan pulih kembali sehingga saat ekosistem tersebut dapat kembali
normal.
Ada 2 (dua)
komponen di dalam daya lenting yaitu:
(a) Kemampuan
untuk menyerap atau menahan dampak tekanan/stres (Resistance) ,dan
(b) Kemampuan
untuk pulih (Recovery)
Untuk tipe daya
lenting dibagi menjadi 2 (dua) yaitu secara biologis dan sosial
a. Biologis
Daya Lenting Biologis adalah melihat kemampuan dari terumbu karang
itu sendiri untuk bertahan/pulih kembali dari gangguan yang ada disekitarnya.
ada beberapa syarat yang diperlukan oleh terumbu karang untuk memiliki daya
lenting secara biologis yaitu pada saat rekrutmen atau saat tumbuh kembali.
Rekrutmen adalah saat suatu karang yang mati karena gangguan tumbuh kembali
dalam proses rekrutmen yaitu tumbuh di tempat lain (berbeda dengan tempat
sebelumnya). Diperlukan kriteria-kriteria yang dapat menjamin proses rekrutmen
terumbu karang bisa berjalan dengan baik seperti adanya ketersediaan substrat
baru untuk larva karang baru menempel dan kemudian tumbuh. Kualitas air yang
baik juga diperlukan seperti tersedianya suplai makanan, arus yang tidak
terlalu kencang, sampainya cahaya matahari yang berarti perairan tersebut tidak
keruh. Terakhir adalah adanya biota herbivora disekitar wilayah Rekrutmen
tersebut untuk mengontrol jumlah alga yang tumbuh diwilayah tersebut karena
alga merupakan kompetitor karang dalam proses rekrutmen. Sedangkan untuk tumbuh
kembali, terumbu karang membutuhkan perbaikan dan pertumbuhan serta kompetitor
yang tidak menganggu proses karang tersebut tumbuh kembali ditempat yang sama,
untuk daya lenting tumbuh kembali, faktor dari terumbu karang itu sendiri lebih
banyak berperan dalam keberhasilannya.
Untuk melihat
apakah disuatu ekosistem terumbua karang tersebut proses daya lenting berjalan
dengan baik dapat dilihat dari perhitungan Tutupan Karang Keras yang tinggi,
Keanekaragaman Tinggi, Rendahnya gangguan serta penyakit, serta rentang
(ukurang) koloni karang yang luas/lebar.
b. Sosial
Daya Lenting secara Sosial berarti adanya jaminan dari penduduk atau
masyarakat sekitar untuk tidak adanya gangguan dari faktor manusia yang dapat
menganggu ekosistem terumbu karang pada saat proses daya lenting berjalan untuk
ekosistem tersebut kembali menjadi normal. Apablila faktor gangguan dari
manusia dapat ditekan seminimal mungkin maka akan mengurangi tekanan dari
terumbu karang itu sendiri sehingga persentase untuk Resistance dan Recovery
kembali akan lebih tinggi.
MODEL DAYA LENTING
Model Daya Lenting yang dikeluarkan oleh TNC ini adalah sebagai
acuan/referensi yang diperlukan untuk suatu wilayah/daerah yang ingin
menetapkan Daerah Perlindungan Laut (DPL)/ Marine Protected Area (MPA) ada 4
(empat) komponen yang diperlukan:
1. Representasi
dan Replikasi
Representasi
berarti Keterwakilan dari suatu ekosistem/habitat sebagai contoh daerah
tersebut memiliki karakteristik karang tepi, karang penghalang dsb berdasarkan
karakteristik yang tersedia di wilayah tersebut dan memiliki pengulangan
(minimal 3 area) dengan memiliki karakteristik yang serupa. misal, disuatu
daerah yang akan dikaji memiliki minimal 3 tipe karang dengan tipe karang tepi
atau memiliki 3 area yang memiliki tipe karang penghalang. Hal ini dimaksudkan
sebagai penyebaran resiko dari suatu area tersebut, apabila satu area terganggu
maka masih akan ada 2 (dua) area lagi yang bisa diamati/ dilanjutkan
pengawasannya apabila satu area tersebut akhirnya tidak bisa diselamatkan.
2. Wilayah
Kritis
Lokasi yang
strategis untuk suatu ekosistem/habitat dimana dilokasi tersebut diketahui
sebagai lokasi pemijahan atau refugia pemijahan dimana apabila wilayah tersebut
terjaga maka sumber larva akan tersedia.
3. Konektivitas
Faktor pendukung
kehidupan ekosistem/habitat (oseanografi). mengetahui aliran arus sebagai
transport nutrien, upwelling, kecerahan di suatu daerah yang saling berkaitan
antara suatu tempat dengan tempat lainnya.
4. Pengelolaan
Mengontrol
ancaman dan mengurangi tekanan dari manusia merupakan faktor penting untuk
menjamin karang sehat menghadapi perubahan iklim. Terjaminnya terumbu karang
dari ancaman serta tekanan tersebut akan meningkatkan persentase/jumlah
rekrutmen serta pemulihan dari terumbu karang itu. Elemen-elemen yang
dibutuhkan dalam proses pengelolaan agar dapat berjalan dengan baik seperti:
a. Komunikasi
yang sepaham dengan masyarakat, menemukan solusi dari masalah yang ada dan apa
yang diinginkan oleh masyarakat
b. Evaluasi dari
tiap program yang sudah dilaksanakan untuk pembelajaran masyarakat kedepannya
c. Pengelolaan
disesuaikan dengan keadaan suatu wilayah dimana faktor kearifan lokal juga
harus diperhatikan dalam penentapan suatu program/peraturan
d. Pendekatan
personal atau kepada kelompok masyarakat untuk merangkul seluruh masyarakat dan
mensosialisasi suatu program kepada masyarakat agar tidak terjadi
kesalahpahaman yang bisa berujung konflik/penolakan.
IDENTIFIKASI
DAYA LENTING
1. Ekologi
Rekrutmen
Proses Rektrumen
sangat dipengaruhi oleh 5 (lima) faktor seperti proses fisik perairan yaitu
arah arus dan upwelling, kelimpahan larva dalam suatu perairan, perilaku larva
yaitu pola migrasi dan gerakan terhadap arus, ketersediaan substrat untuk
menempel, dan faktor ekologi yang mempengaruhi ketahanan karang dalam proses
pertumbuhannya seperti predasi, kompetisi dan suplai makanan.
Herbivor
Keberadaan
biota-biota herbivor di suatu ekosistem terumbu karang penting adanya sebagai
pengontrol pertumbuhan alga. beberapa herbivora terumbu karang yang terkenal
seperti parrotfish (Family Scaridae), surgeonfish (Acanturidae), rabbitfish
(Siganidae), batfish, and long-spined urchins (Diadema spp.) sangat berpengaruh
terhadap kesehatan karang. Harus adanya keseimbangan jumlah antara karang
dengan alga. jumlah alga yang berlebih akan mengancam keberadaan suatu terumbu
karang, karena sekali alga sudah berkembang, akan susah untuk menghentikan
trend tersebut. dibutuhkan regulasi atau peraturan yang jelas dan ketat
terhadap penangkapan ikan di suatu wilayah terutama ikan-ikan herbivor karena
apabila jumlah dari mereka sudah berkurang akan berdampak pada tidak terjaganya
keseimbangan jumlah karang dengan alga.
2. Biologi
Perbedaan
Genetik
Ada 3 faktor
genetika yang berpengaruh terhadap daya lenting suatu karang yaitu:
a. Jaringan
Pigmen Fluorescent: jaringan ini bermanfaat sebagai filter dari sinar UVC yang
bermanfaat sebagai sistem pertahanan dari perubahan suhu yang bisa
mengakibatkan pemutihan. semakin banyak jumlah jaringan ini dalam suatu karang
maka akan meningkatkan ketahanan dirinya.
b. Integrasi
antar koloni: kerapatan antar koloni satu dengan yang lainnya juga berpengaruh,
apabila jarak antar koloni berdekatan maka apabila suatu koloni mengalami
gangguan/penyakit akan menyebar lebih cepat ke koloni lainnya dibandingkan
dengan karang dengan jarak antar koloni yang renggang, maka penyebaran penyakit
antar koloni akan lebih lambat
c. Ketebalan
Jaringan: Jaringan yang lebih tebal akan melindungi Zooxanthellae dari
intesitas cahaya yang berlebih, sehingga memiliki kecenderungan untuk lebih
resist.
Perbedaan
Spesies
Perbedaan antar
spesies karang berpengaruh terhadap daya toleran suatu karang terhadap
perubahan suhu atau gangguan. genus karang seperti Porites, Favia dan Goniastrea yang memiliki
bentuk pertumbuhan massive akan lebih
kuat bertahan terhadap perubahan suhu dibandingkan spesies Acropora, Milepora
dan Stylophora.
3.Faktor Fisik
Pendinginan
Pendinginan
berasal dari pencampuran dinginnya air di perairan dalam dengan panasnya air
permukaan. daerah-daerah tempat pencampuran ini akan mempengaruhi kesuburan
wilayah tersebut dilihat dari faktor fisik untuk terumbu karang.
Keteduhan
Daerah yang
memiliki bukit tinggi seperti patch-patch dimana ada terumbu karang dibawahnya
akan terlindung dari sinar matahari langsung sehingga tidak terekspos lama oleh
sinar matahari. Keteduhan suatu wilayah akan membantu terumbu karang dari
bahaya pemutihan.
Penyaringan
Banyaknya
partikel yang berada dikolom air membantu untuk menangkal bahaya radiasi dari
cahaya matahari sehingga membantu terumbu karang dari ancaman pemutihan.
partikel-partikel tersebut bermanafaat sebagai penyaring cahaya matahari.
Toleransi
terhadap Stress
Karang yang
hidup diperairan dangkal dimana dipengaruhi oleh pasang-surut yang seringkali
terekspos langsung ke permukaan memiliki tingkat toleransi lebih tinggi
terhadap perubahan yang ekstrim oleh alam. karang yang hidup di daerah seperti
ini memiliki kecenderungan bertahan lebih tinggi dibandingkan karang-karang
yang hidup diperairan dalam yang tidak terbiasa dengan perubahan suhu secara
ekstrim sehingga pada saat terjadi perubahan suhu didalam air, karang tersebut
akan mudah terganggu dan mengalami pemutihan karang.
14. Homeostatis
Homeostasis adalah suatu kondisi keseimbangan internal yang ideal,
di mana semua sistem tubuh bekerja dan berinteraksi dalam cara yang tepat untuk
memenuhi semua kebutuhan dari tubuh. Semua organisme hidup berusaha untuk
homeostasis. Ketika homeostasis terganggu (misalnya sebagai respon terhadap
stressor), tubuh mencoba untuk mengembalikannya dengan menyesuaikan satu atau
lebih proses fisiologis dari mulai pelepasan hormon-hormon sampai reaksi fisik
seperti berkeringat atau terengah-engah. Sebagai contoh sederhana dari
homeostasis, tubuh manusia menggunakan beberapa proses untuk mengatur suhu agar
tetap dalam rentang yang optimal untuk kesehatan. Kenaikan atau penurunan suhu
tubuh mencerminkan ketidakmampuan untuk mempertahankan homeostasis, dan masalah
terkait.Stres berat atau lama dapat menyebabkan ketidakseimbangan parah kondisi
keseimbangan ini. Hal ini dapat menyebabkan tidak hanya tekanan psikologis
tetapi juga gangguan psikosomatis.
15. Adaptasi
Adaptasi adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan
lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Organisme yang mampu beradaptasi
terhadap lingkungannya mampu untuk:
·
memperoleh air, udara dan
nutrisi (makanan).
·
mengatasi kondisi fisik
lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas.
·
mempertahankan hidup dari musuh
alaminya. bereproduksi.
·
merespon perubahan yang terjadi
di sekitarnya.
Organisme yang
mampu beradaptasi akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi
akan menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis.
Jenis Adaptasi
Adaptasi terbagi
atas tiga jenis yaitu: Adaptasi morfologi adalah adaptasi yang meliputi bentuk
tubuh. Adaptasi Morfologi dapat dilihat dengan jelas. Sebagai contoh: paruh dan
kaki burung berbeda sesuai makanannya. Adaptasi Fisiologi adalah adaptasi yang
meliputi fungsi alat-alat tubuh. Adaptasi ini bisa berupa enzim yang dihasilkan
suatu organisme. Contoh: dihasilkannya enzim selulase oleh hewan memamah biak.
Adaptasi Tingkah Laku adalah adaptasi berupa perubahan tingkah laku. Misalnya:
ikan paus yang sesekali menyembul ke permukaan untuk mengambil udara.
1.
Adaptasi Morfologi
Adaptasi
morfologi merupakan penyesuaian bentuk tubuh untuk kelangsungan hidupnya.Contoh
adaptasi morfologi, antara lain sebagai berikut:
a.
Gigi-gigi khusus
Gigi hewan karnivora atau pemakan daging beradaptasi menjadi empat
gigi taring besar dan runcing untuk menangkap mangsa, serta gigi geraham dengan
ujung pemotong yang tajam untuk mencabik-cabik mangsanya.
b.
Moncong
Trenggiling besar adalah hewan menyusui yang hidup di hutan rimba
Amerika Tengah dan Selatan. Makanan trenggiling adalah semut, rayap, dan
serangga lain yang merayap. Hewan ini mempunyai moncong panjang dengan ujung
mulut kecil tak bergigi dengan lubang berbentuk celah kecil untuk mengisap
semut dari sarangnya. Hewan ini mempunyai lidah panjang dan bergetah yangdapat
dijulurkan jauh keluar mulut untuk menangkap serangga.
c.
Paruh
Elang memiliki paruh yang kuat dengan rahang atas yang melengkung
dan ujungnya tajam. Fungsi paruh untuk mencengkeram korbannya.
d.
Daun
Tumbuhan insektivora (tumbuhan pemakan serangga), misalnya kantong
semar, memiliki daun yang berbentuk piala dengan permukaan dalam yang licin
sehingga dapat menggelincirkan serangga yang hinggap. Dengan enzim yang
dimiliki tumbuhan insektivora, serangga tersebut akan dilumatkan, sehingga
tumbuhan ini memperoleh unsur yang diperlukan.
e.
Akar
Akar tumbuhan gurun kuat dan panjang,berfungsi untuk menyerap air
yang terdapat jauh di dalam tanah. Sedangkan akar hawa pada tumbuhan bakau
untuk bernapas.
2.
Adaptasi Fisiologi
Adaptasi
fisiologi merupakan penyesuaian fungsi fisiologi tubuh untuk mempertahankan
hidupnya. Contohnya adalah sebagai berikut :
a.
Kelenjar bau
Musang dapat mensekresikan bau busuk dengan cara menyemprotkan
cairan melalui sisi lubang dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan
diri dari musuhnya.
b.
Kantong tinta
Cumi-cumi dan gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan
hitam. Bila musuh datang, tinta disemprotkan ke dalam air sekitarnya sehingga
musuh tidak dapat melihat kedudukan cumi-cumi dan gurita.
c.
Mimikri pada kadal
Kulit kadal dapat berubah warna karena pigmen yang dikandungnya.
Perubahan warna ini dipengaruhi oleh faktor dalam berupa hormon dan faktor luar
berupa suhu serta keadaan sekitarnya.
3.
Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah
laku merupakan adaptasi yang didasarkan pada tingkah laku. Contohnya sebagai
berikut :
a.
Pura-pura tidur atau mati
Beberapa hewan berpura-pura tidur atau mati, misalnya tupai
Virginia. Hewan ini sering berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila
didekati seekor anjing.
b.
Migrasi
Ikan salem raja di Amerika Utara melakukan migrasi untuk mencari
tempat yang sesuai untuk bertelur. Ikan ini hidup di laut. Setiap tahun, ikan
salem dewasa yang berumur empat sampai tujuh tahun berkumpul di teluk
disepanjang Pantai Barat Amerika Utara untuk menuju ke sungai. Saat di sungai,
ikan salem jantan mengeluarkan sperma di atas telur-telur ikan betinanya.
Setelah itu ikan dewasa biasanya mati. Telur yang telah menetas untuk sementara
tinggal di air tawar. Setelah menjadi lebih besar mereka bergerak ke bagian
hilir dan akhirnya ke laut.
DAFTAR PUSTAKA